Temukan informasi tentang Kemendikdasmen, struktur organisasi, dan regulasi
Informasi Profil Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Informasi Publik Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Temukan kabar, siaran pers, pengumuman, dan dokumentasi resmi dari Kemendikdasmen
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Informasi Umum
Beranda
Button Icon
Button Icon
PPID
Button Icon Beranda
Button Icon Profil
Temukan informasi tentang Kemendikdasmen, struktur organisasi, dan regulasi
Button Icon
Button Icon
Button Icon
Button Icon Publikasi
Temukan kabar, siaran pers, pengumuman, dan dokumentasi resmi dari Kemendikdasmen
Button Icon PPID
Praktek Baik Penyelenggaraan PKW Platinum 2025 di Kota Tegal

Diterbitkan pada: 08/12/2025

Bagikan:

Gambar Siaran Pers

Tegal, Kemendikdasmen – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Vokasi, Pendidikan Khusus, dan Pendidikan Layanan Khusus (PKPLK) kembali melaksanakan Program Kecakapan Wirausaha (PKW) Platinum tahun 2025. 

Kegiatan ini dilaksanakan di beberapa daerah se-Indonesia, PKW Platinum merupakan bantuan yang diberikan kepada Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) terpilih yang sudah memenuhi syarat khusus atau tipe A. Besaran dana disesuaikan dengan kebutuhan LKP terpilih untuk melaksanakan proses pembelajaran kursus.

Adapun untuk peserta dilakukan seleksi wawancara mendalam untuk mendapatkan calon peserta paling termotivasi dan siap merintis usaha, dengan kurikulum praktis dari instruktur DUDI (Dunia Usaha Dunia Industri) dan fasilitas lengkap untuk melahirkan wirausahawan profesional.

Ardhan Firmansyah salah satu peserta program PKW Platinum yang mengikuti pelatihan di LPK Pasopati Tegal, mengungkapkan terbantu dengan adanya program PKW Platinum, karena untuk mengikuti pelatihan ini peserta tidak mengeluarkan biaya, "Alhamdulillah saya sangat merasa terbantu, karena jika mengikuti kursus sendiri mungkin membutuhkan biaya yang sangat mahal," ujarnya di Tegal, Sabtu (6/12).

Ia pun mengungkapkan bahwa hal yang melatar belakangi ia mengikuti pelatihan ini adalah rasa ketertarikannya akan bidang otomotif khususnya sepeda motor. "Saya mengikuti pelatihan ini karena sesuai dengan yang saya inginkan dan minati, dan juga saya ingin mengasah kemampuan saya di bidang ini," ujar Ardhan.

Pada awal pelatihan, Ardhan menyebutkan bahwa cukup susah untuk mengikuti pembelajaran, karena ia tidak memiliki pengalaman sama sekali di dunia otomotif. Namun berkat instruktur yang membantu, Ardhan kini mantap untuk membuka bengkel mandiri setelah lulus.

"Setelah lulus saya ingin buka bengkel mandiri di rumah, agar bisa menjadi orang yang berguna bagi lingkungan di sekitar rumah," ungkap Ardhan.

Sementara itu, Dimas Okta Pradana, Alumni PKW Platinum angkatan 2019 yang kini telah mempunyai bengkel sepeda motor sendiri, menceritakan pengalamannya saat masih mengikuti pelatihan di LPK Pasopati. Menurutnya pembelajaran yang disampaikan oleh instruktur sangat jelas, dan membantu dia untuk lebih memahami tentang otomotif, khususnya pada perbaikan sepeda motor, "Instrukturnya menyampaikan dengan jelas enak, jadi kami bisa lebih memahami," ujarnya.

Saat ini omset yang dia dapat selama membuka bengkel mandiri menghasilkan hasil yang lumayan, kurang lebih ia mendapatkan pemasukan kurang lebih Rp3 juta setiap bulannya, "Omsetnya hampir Rp3 juta, bisanya itu servis mentok-mentok maksimal 6 motor per hari," ungkap Dimas.

Adapun kesulitan yang Dimas rasakan dalam menjalankan usaha bengkel adalah masih ada beberapa alat servis yang kurang seperti scanner injeksi, ia pun berharap ke depannya, pelatihan PKW Platinum menambah lagi peralatan bengkel untuk para peserta.

Hadi Hanafi selaku instruktur LKP Pasopati, menceritakan cara melatih atau mengajar di Lembaga Pelatihan itu sangat beragam. Terutama pada peserta-peserta yang tidak hanya pada program pemerintah tetapi juga program-program lainnya. “SDM-nya itu kan tidak merata, ada yang lulusan SD, SMP, SMA, SMK, bahkan yang sudah di PHK oleh perusahaan, sehingga perlu menyesuaikan cara mengajar dengan kondisi peserta,” jelas Hadi.

Hadi pun menambahkan juga terus melakukan evaluasi, serta mencari strategi terbaik untuk meningkatkan kemampuan para alumni LKP, dalam menjalankan usaha bengkel mandiri di mana lebih mengutamakan pada home service

Keunggulan dari home service tentunya minim modal, cukup hanya dengan kotak perkakas, bisa rumah ke rumah bisa saat acara. Khususnya di Tegal itu motor listrik banyak sekali, tetapi rata-rata toko yang jual sepeda listrik itu, servisnya tidak maksimal,

“Jadi dengan modal yang minim setidaknya kita sudah bisa melakukan perawatan dan pendapatannya juga tidak kalah jauh dengan model bengkel kelompok, apalagi dengan digital, kalau suku cadang di Tegal tidak ada, kita tinggal pesan,” jelasnya

“Kalau untuk pengetahuan dari Nol sampai sekarang Alhamdulillah mereka sekarang sudah mulai semakin baik, dan makin memahami yang namanya wirausaha sekarang memang wajib digitalisasi, bengkel tidak harus punya tempat, tetapi bisa dengan cara home service,” tutup Hadi.

Penulis: Morecka

Editor: Denty Anugrahmawaty

Berita Terkait