Temukan informasi tentang Kemendikdasmen, struktur organisasi, dan regulasi
Informasi Profil Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Informasi Publik Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Temukan kabar, siaran pers, pengumuman, dan dokumentasi resmi dari Kemendikdasmen
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Informasi Umum
Beranda
Button Icon
Button Icon
PPID
Button Icon Beranda
Button Icon Profil
Temukan informasi tentang Kemendikdasmen, struktur organisasi, dan regulasi
Button Icon
Button Icon
Button Icon
Button Icon Informasi Publik
Informasi Publik Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
Button Icon Publikasi
Temukan kabar, siaran pers, pengumuman, dan dokumentasi resmi dari Kemendikdasmen
Button Icon PPID
Program Gema Cita: Rajut Asa Pendidikan Berkelanjutan Anak Pekerja Migran Indonesia

Diterbitkan pada: 13/08/2025

Bagikan:

Gambar Siaran Pers

Kota Kinabalu, Kemendikdasmen –– Suasana di Sekolah Indonesia Kota Kinabalu (SIKK), Sabah, pada minggu ini sangat riuh. Walau libur semester, Sekolah Indonesia Luar Negeri (SILN) terbesar di dunia itu tetap padat: didatangi sekitar 700-an orang dari berbagai tempat di Sabah, yang jaraknya sangat jauh. Misalnya dari Tawau, yang berjarak lebih dari 1000-an km ke Kota Kinabalu (KK) pergi-pulang (12-14 jam sekali jalan dengan kendaraan umum).

Sebanyak 591 orang dari mereka adalah pelajar yang lulus seleksi Program Generasi Maju Cinta Tanah Air (Gema Cita) Tahun 2025 dan otomatis menjadi penerima Beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (Adem) dan Yayasan untuk Anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia. Mereka berkumpul di SIKK untuk mengikuti program pembekalan dan pemberangkatan.

Program Gema Cita merupakan sebuah program fasilitasi pelayanan pendidikan bagi anak PMI di Sabah dan Sarawak untuk melanjutkan pendidikan jenjang SMA atau yang sederajat (Sekolah Menengah Kejuruan [SMK] atau Madrasah Aliyah [MA]) di berbagai sekolah di Indonesia.

Anak-anak yang diberikan pelayanan pendidikan itu adalah mereka yang lahir di Malaysia (Sabah-Sarawak) karena ikut orang tua bekerja di ladang-ladang sawit. Pendidikan jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) mereka selesaikan di SIKK atau di berbagai Community Learning Center (CLC) yang tersebar di Sabah dan Sarawak.

SIKK dan CLC merupakan produk dari hasil kerjasama dan kesepakatan yang baik antara Pemerintah Indonesia dan Malaysia dalam bidang pendidikan. Mengingat jumlah anak PMI di Sabah dan Sarawak begitu banyak, terutama di ladang-ladang sawit, dan sebagian besar tidak berizin tinggal (visa), mereka akhirnya tak bisa bersekolah di sekolah-sekolah formal di Malaysia. Karena itulah Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pendidikan dan Kementerian Luar Negeri, secara bertahap membentuk SIKK dan CLC di Malaysia.

SIKK diizinkan beroperasi oleh Kerajaan Malaysia pada 1 Desember 2008. CLC diizinkan beroperasi di Sabah mulai 25 November 2011 dan di Sarawak mulai 20 Januari 2016. Secara administratif, SIKK menjadi induk dari semua pengurusan pelayanan pendidikan di CLC di Sabah dan Sarawak. Sistem pembelajaran dan kurikulumnya sama seperti yang diberlakukan di Indonesia. Guru-guru profesional juga dikirim dari Indonesia. Sampai Mei 2025, jumlah pelajar yang diberikan pelayanan pendidikan formal di SIKK dan CLC adalah 22.442 orang (lihat Tabel 1).

Tabel 1: Jumlah Pelajar Indonesia di SIKK dan CLC

Jenjang

SIKK

239 CLC di Sabah

58 CLC di Sarawak

SD

360

13.610

1994

SMP

194

5.263

302

SMA Regular

254

-

-

SMA TJJ

237

 

 

SMK

228

-

-

Jumlah

1.273

18.873

2.296

Jumlah Total

22.442

Sumber: Divisi CLC SIKK (Mei 2025) 
 
Program Gema Cita secara informal sudah berjalan sejak 2013. Cikal bakalnya muncul dari rasa peduli yang sangat tinggi dari Guru-guru SIKK dan CLC yang pernah bertugas di Sabah, yang kemudian membentuk sebuah lembaga nirlaba bernama Sabah Bridge (SB). Tujuan awalnya waktu itu untuk membantu para pelajar alumni SMP SIKK-CLC untuk melanjutkan pendidikan jenjang SMA/SMK/MA di sekolah-sekolah di Indonesia secara mandiri.

Dalam perjalanannya, program ini mendapat sambutan sangat positif dari banyak pihak karena hasil yang dicapai sangat baik. Terbukti makin banyak pelajar alumni SMP SIKK-CLC yang setiap tahun melanjutkan pendidikan di Indonesia melalui jalur mandiri. Mulai 2017, program ini kemudian dikelola dan dikoordinasi secara lebih baik yang melibatkan SB dengan SIKK, Perwakilan RI di Kuala Lumpur dan Sabah. Malah pesertanya makin bertambah dan sebagian dibantu dengan pemberian beasiswa jalur Adem maupun Yayasan.

Ada tiga jalur pelayanan pendidikan yang difasilitasi: (1) Jalur Adem. Peserta yang lulus seleksi akan diberi beasiswa penuh oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI untuk melanjutkan sekolah sampai tamat di sekolah-sekolah di Indonesia yang sudah ditetapkan; (2) Jalur Yayasan. Beberapa yayasan/lembaga pendidikan di Indonesia yang sudah menjadi mitra SB-SIKK akan menanggung sepenuhnya semua biaya pendidikan (Tipe A). Ada juga beberapa yayasan yang tidak menanggung sepenuhnya biaya tersebut (Tipe B); (3) Jalur Mandiri. Peserta difasilitasi kelengkapan dokumen perjalanan dan kelanjutan sekolahnya tanpa diberikan bantuan beasiswa.

Semasa Covid-19 (2020-2022), program ini tetap berjalan, malah makin melebar dengan keikutsertaan perwakilan dari CLC Sarawak serta disusul Sanggar Belajar (SB) di Semenanjung (Selangor dan Johor Bahru). Penyelenggaraannya juga semakin terkoordinasi lebih baik, melibatkan SIKK, KBRI Kuala Lumpur, KJRI Kota Kinabalu, KJRI Kuching, KRI Tawau dan sekolah-sekolah mitra.

Beasiswa jalur Adem sepenuhnya berasal dari anggaran Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik) Kemendikdasmen RI. Tim Pelaksananya di bawah SIKK dengan nama panitia “Beswan Repatriasi Anak PMI di Malaysia”. Mulai 2022, program ini bertukar nama menjadi “Generasi Maju Cinta Tanah Air (Gema Cita)”, dengan slogan yang cukup heroik: “Kembalilah ke Indonesia Kita….”

Sampai kini, tercatat sebanyak 4.036 alumni CLC SMP SIKK-CLC yang sudah berhasil diberikan pelayanan pendidikan lanjutan melalui Program Gema Cita baik Jalur Adem (2.682) atau Jalur Yayasan (1.354) (lihat Tabel 2).  Sebagian dari mereka malah sudah kuliah dan menjadi sarjana di berbagai perguruan tinggi di Indonesia atau di luar negeri, atau bekerja di berbagai tempat. 

Tabel 2: Data Jumlah Penerima Beasiswa Program Gema Cita 2013-2023

Tahun

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

2021

2022

2023

2024

Jumlah

Adem

12

10

17

69

99

100

500

500

300

300

300

475

2.682

Yayasan

10

0

59

45

72

262

82

120

273

156

191

84

1.354

Jumlah

22

10

76

114

171

362

582

620

573

456

491

559

4.036

Sumber: Divisi CLC SIKK (2025)

Tahun 2025, Program Gema Cita diikuti oleh 847 alumni CLC SMP SIKK, CLC dan SB di Malaysia (Sabah 754; Sarawak 29; Semenanjung 50), termasuk 11 orang dari Sekolah Indonesia Jeddah (SIJ). Pihak panitia di Sabah sudah menyusun serangkaian jadwal kegiatan secara rapi: sosialisasi (9-11 Februari 2025), pendaftaran (15-18 Februari 2025), seleksi (26-28 Februari 2025), pengumuman (Mei 2025), pengumpulan dokumen dan pengurusan special pass (Mei-Juli 2025), serta persiapan keberangkatan dan pengantaran ke sekolah tujuan (1-7 Juli 2025).

Pada 26-28 Februari 2025, semua peserta berlomba secara selektif untuk mencari tempat belajar lanjutan di 100-an sekolah tujuan Jenjang SMA/SMK/MA yang tersebar luas di 12 provinsi di Indonesia (Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Banten, Yogyakarta, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Lampung).

Sebagian besar peserta mengikuti seleksi di Sabah. Proses seleksi meliputi kelengkapan dokumen administratif, tes kemampuan literasi dan numerasi, tes psikologi, wawancara dan uji bakat, tes keagamaan dan budi pekerti serta tes kesehatan. Para penguji terdiri dari unsur Guru SIKK, Guru Bina CLC dan Tim dokter profesional. Untuk yang di Sabah, sebelum proses seleksi, semua peserta juga sekaligus memproses penerbitan paspor di KJRI Kota Kinabalu dan KRI Tawau.

Sebelum diantar menuju sekolah masing-masing, mereka dikumpulkan di SIKK untuk diberikan pembekalan. Dari soal pengenalan tentang keragaman budaya Indonesia, seluk-beluk pendidikan jenjang SMA (dunia abu-abu), kesehatan dan pola hidup sehat, masalah ketahan-malangan, penyimpanan dokumen pribadi yang penting (paspor dll.), etika dalam bergaul dan bermedia sosial, penyalahgunaan narkoba, persiapan tinggal dan hidup di berbagai daerah di Indonesia dll.

Pada 4-7 Juli 2025, mereka diberangkatkan secara bergelombang dengan pesawat terbang ke daerah tujuan sekolah masing-masing, didampingi guru dan pembimbing yang sudah ditentukan. Keberangkatan melalui dua pintu keluar dari Sabah: Bandara Internasional Kota Kinabalu (KKIA) dan Pelabuhan Tawau (khusus untuk tujuan Kalimantan Utara). Setelah proses check in dan sebelum berangkat dari bandara, atau dari Pelabuhan Tawau, mereka tak lupa berteriak lantang dan kompak: “Kembalilah ke Indonesia Kita….”   

 

Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
 
Laman: kemdikbud.go.id
X: x.com/Kemdikdasmen
Instagram: instagram.com/kemendikdasmen
Facebook: facebook.com/kemendikdasmen
YouTube: KEMDIKDASMEN
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikbud.go.id
Siaran Pers Kemendikdasmen: kemdikbud.go.id/main/blog/category/siaran-pers
 
#PendidikanBermutuuntukSemua
#KemendikdasmenRamah

 

Penulis: Andrew

Editor: Denty Anugrahmawaty

Berita Terkait