Diterbikan pada: 19 September 2025
Garut, 18 September 2025 – Tes Kemampuan Akademik (TKA) jadi sarana objektif untuk mengenali keragaman kemampuan murid. Demikian dikatakan oleh Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen), Atip Latipulhayat saat memberikan pesan semangat kepada sekitar 600 murid tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/ Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) dan Paket C Sederajat yang siap melakukan simulasi program TKA, (17/9). Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Toni Toharudin, dalam laporannya menyampaikan Tes Kemampuan Akademik berperan sebagai alat verifikasi untuk memastikan konsistensi antara capaian rapor dan kemampuan aktual murid. Selanjutnya, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Pelajar Persis, Ferdiansyah, turut hadir memberikan apresiasi atas kolaborasi Kemendikdasmen dengan organisasi yang dipimpinnya dalam menggelar simulasi program TKA di Garut. “Ikatan Pelajar Persis selalu mendorong motivasi kepada pelajar Indonesia tidak hanya cerdas secara akademik, namun juga tangguh secara iman. Semoga pelaksanaan TKA berlangsung sukses di seluruh Indonesia,” jelas Ferdiansyah.
“Sejatinya, tidak ada murid yang bodoh, yang ada adalah murid yang memiliki keragaman kemampuan akademik,” ungkap Wamen Atip di acara Diseminasi TKA untuk Pendidikan Bermutu yang digelar di Aula Pesantren Persis 76 Tarogong, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat, Kamis (17/9).
Wamendikdasmen mengungkapkan, stigma yang sering muncul ketika murid mendengar kata ujian sehingga memicu rasa cemas pada murid. “Banyak di antara mereka yang merasa tertekan karena ujian dianggap sebagai penentu keberhasilan belajar, bahkan kadang sebagai penentu masa depan. Tekanan ini membuat murid mengalami gejala stres, seperti sulit tidur, berkurangnya konsentrasi, dan cepat merasa lelah,” jelasnya.
“Jangan takut, TKA bukan tentang lulus atau tidak lulus, tapi akan menjadi salah satu sarana untuk melihat keunggulan/potensi kalian berada demi mewujudkan pendidikan bermutu untuk semua,” tutur Atip.
“Selain itu, manfaat mengikuti TKA sebagaimana ditegaskan oleh Wamen Atip, selain sebagai sarana identifikasi kekuatan dan kelemahan murid, TKA menjadi sertifikat resmi yang dapat dipakai untuk seleksi pendidikan lebih tinggi, serta memberikan gambaran posisi murid dalam peta akademik nasional,” tutur Toni.
Toni melanjutkan, dengan mengikuti program TKA akan terwujud seleksi nasional yang lebih adil dan meritokratis. “Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) mendorong TKA dapat menjadi jembatan menuju sistem pendidikan yang setara, berintegritas, dan memperkuat murid siap menghadapi tantangan masa depan,” pesannya.
Perwakilan murid yang mengikuti simulasi program TKA turut membagikan testimoni. “Di bulan Agustus yang lalu, kami telah mendapat sosialisasi tentang program TKA di sekolah. Lewat acara diseminasi hari ini, kami mendapatkan pemahaman yang lebih komprehensif tentang TKA. Kami mendorong teman-teman jangan ragu mengikuti TKA, terus meraih cita-cita setinggi mungkin,” pungkas Sri Nur Paskawati, yang diamini pula oleh teman sekelasnya, Hasya Anindiya Arettha. Keduanya merupakan murid kelas XII pada SMAN 6 Garut.*** (Penulis: Andrew F./Editor: Denty A,. Seno H./Dokumentasi: BSKAP)
Penulis: Andrew
Editor: Denty Anugrahmawaty
PaudDikdasmen
BSKAP
GTK