Diterbikan pada: 16 Agustus 2025
Tangerang, 16 Agustus 2025 - Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Pendidikan Khusus (Diksus) Tingkat Nasional 2025 menandai momentum perdana perjuangan para murid berkebutuhan khusus ikut serta bersaing memperebutkan gelar juara. Sebanyak 285 peserta dari seluruh provinsi di Indonesia siap beradu taktik, mental, dan strategi dalam sembilan cabang ajang, sekaligus lewat ajang ini para murid berkebutuhan khusus membuktikan kompetensi dan bakat yang dimiliki. Salah satunya adalah Galih Abdul Fathir Mufaqih, siswa SLB Negeri Tenggarong, Kalimantan Timur. Di ungkapkan oleh guru pendamping, Muhammad Ardinanda, melalui ajang ini ia ingin membantu peserta didiknya untuk membuktikan kemampuan khusus (special ability) pada cabang ajangTeknologi Informasi. Pada ajang ini Ardinanda melihat semangat juang tinggi dari Fathir sang murid. Hal itu membuatnya takjub dan terus mendorong muridnya terus bersemangat mengikuti perlombaan. “Puji syukur tahun ini Fathir pertama kalinya lolos pada tingkat nasional. Fathir terus bekerja dan belajar lebih giat untuk lomba ini, kami memiliki waktu kurang lebih dua bulan untuk menyiapkan kompetisi ini dan berharap mendapatkan hasil yang terbaik,” ungkap Ardi. Ardi berharap, melalui LKS Diksus Tingkat Nasional 2025 ini Fathir menjadi pribadi yang percaya diri dan kemandiriannyayang jauh lebih baik. “Tentunya lomba ini menjadi motivasi ke depannya untuk Fathir, ilmu yang didapatkan selama proses mengikuti lomba juga semoga bisa bermanfaat saat ia sudah lulus sekolah, memasuki dunia kerja, dan mengarungi dunia sosial masyarakat,” terang Ardi. Selanjutnya, guru pembimbing SLB Negeri Batu Merah, Ambon, Widya Nasrul yang mendampingi peserta didik daricabang ajang Tata Boga mengungkapkan, “Saya sangat bersyukur peserta didik saya bisa tampil berlaga di perlombaan dengan skala nasional. Dengan segala keterbatasannya, saya terus mendorong murid saya untuk berusaha mengembangkan potensi yang dimilikinya," ujarnya. Bicara tentang pengembangan bakat, Widya mengungkapkan bahwa sebagai pengajar dan pembimbing ia terus berfokus pada pemahaman potensi diri, pembentukan karakter, dan penerapan pengetahuan dalam konteks nyata pada murid. Khusus pada cabang ajang Tata Boga, setiap hari setelah pembelajaran, murid di arahkan ke ruang ketrampilan untuk berkreasi dan melatih ketrampilan Tata Boga guna menjadi bekal mereka ketika berada di masyarakat. “Semoga setelah mengikuti LKS Diksus Tingkat Nasional 2025 siswa kami meningkat keterampilannya, kepercayaan dirinya, dan motivasinya untuk terus belajar dan mengembangkan potensi yang dimiliki serta dapat menciptakan lapangan pekerjaan dengan bakat yang didapat,” ucap Widya. Harapan Juri LKS Diksus “Kami ingin mendorong para peserta untuk terampil mengerjakan beberapa proyek yang kami berikan dalam microsoft excel. Kami berharap lomba ini menjadi wadah untuk pengembangan diri murid berkebutuhan khusus, memupuk kepercayaan diri dengan belajar kemajuan teknologi dengan baik, kelak kemampuan teknologi ini membuat mereka mampu bersaing di dunia kerja atau bahkan membuka lapangan pekerjaan untuk masyarakat,” tutur Agus, yang juga merupakan pengajar di Universitas Negeri Jakarta. Selain itu, juri cabang ajang Membatik, Cahyani, menilai bahwa ketrampilan murid berkebutuhan khusus dalam membatik tidak kalah dengan para murid lainnya. Ia sangat terharu melihat semangat juang para peserta dalam lomba ini dan juga melihat hasil batik yang dihasilkan para peserta merupakan suatu karya yang sangat layak pakai di masyarakat. “Pada ajang ini kami tim juri memberikan tantangan kepada peserta untuk membatik dengan bahan yang sudah dikirim oleh panitia, setelah itu peserta mengirimkan video pengerjaan dan hasilnya dikirim kepada panitia lomba. Ini merupakan kali kelima saya menjadi juri dan saya sangat takjub melihat karya-karya batik murid berkebutuhan khusus, sehingga saya percaya mereka akan terus maju dan siap bersaing menjadi sumber daya manusia yang unggul dan bermanfaat untuk masyarakat,” tutup Cahyani. Biro Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Laman: kemendikdasmen.go.id #PendidikanBermutuuntukSemua
Selaku juri cabang ajang Teknologi Informasi, Agus Agung Permana, mengungkapkan bahwa ia bersama tim juri memberikan penilaian terhadap hasil kerja peserta melalui empat aspek, yaitu ketepatan memahami permasalahan, ketepatan tentang solusi dari permasalahan tersebut, kecepatan waktu, dan kecakapan dalam menggunakan microsoft excel. Ia menambahkan, khusus cabang ajang ini penilaian juga memiliki aspek ketepatan waktu kerja yang dibuktikan dengan kamera yang mengarah ke peserta dan belakang diri peserta.
Sekretariat Jenderal
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah
X: x.com/Kemdikdasmen
Instagram: instagram.com/kemendikdasmen
Facebook: facebook.com/kemendikdasmen
YouTube: KEMDIKDASMEN
Pertanyaan dan Pengaduan: ult.kemdikdasmen.go.id
Siaran Pers Kemendikdasmen: kemdikdasmen.go.id/main/blog/category/siaran-pers
#KemendikdasmenRamah
Sumber: Siaran Pers Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor : 444/sipers/A6/VIII/2025
Penulis: Destian Rifki
Editor: Denty Anugrahmawaty
Pendidikan Vokasi
Dinas Pendidikan
Vokasi
Guru Dikdasmen
Sekolah Dikdasmen
Murid Dikdasmen
Wajib Belajar 13 Tahun dan Pemerataan Kesempatan Pendidikan