Diterbitkan pada: 10/09/2025
Blitar, Kemendikdasmen — Literasi adalah pintu pertama untuk mencetak SDM unggul. Tanpa kemampuan membaca, memahami, mengolah, dan menggunakan pengetahuan, bangsa ini akan sulit melangkah jauh. Demikian ditegaskan Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Hafidz Muksin, di Blitar, Jawa Timur, Minggu (7/9). Lebih lanjut, Hafidz menegaskan bahwa tujuan pembangunan nasional yang telah ditetapkan dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. “Untuk itu, Badan Bahasa terus berupaya meningkatkan kualitas SDM melalui penguatan literasi yang tidak hanya berhenti pada kemampuan membaca, tetapi menjadi landasan bagi setiap proses pembelajaran, keterampilan kerja, hingga meningkatkan daya saing bangsa,” tuturnya. Sekretaris Badan Bahasa, Ganjar Harimansyah, menyebut kunjungan ke PT Jatinom Indah Group membuka wawasan penting tentang pentingnya keselarasan materi literasi dan kemampuan berliterasi di sekolah. “Hal ini menegaskan bahwa literasi bukan hanya soal ketersediaan buku atau panduan, melainkan juga soal budaya membaca kritis, komitmen menyelesaikan bacaan, serta kemampuan mentransformasikan isi panduan ke dalam praktik nyata pembelajaran,” ujarnya. Ganjar menjelaskan, pembelajaran tidak boleh hanya menekankan teori, melainkan harus memadukan bacaan, praktik, dan keterampilan manajerial. Menurutnya, literasi bukan sekadar membaca teks, tetapi juga memahami alur produksi, komunikasi, pengambilan keputusan, hingga pemahaman rantai pasok. Tanpa literasi yang kuat, pembelajaran mendalam seperti itu tidak akan tercapai. Praktik baik yang telah dilakukan PT Jatinom Indah Group dalam membangun sistem pembelajaran berbasis pengalaman lapangan, penerapan teknologi modern, serta manajemen produksi yang langsung dapat diadaptasi untuk penguatan kompetensi SDM unggul. Oleh karena itu, kolaborasi dengan dunia industri seperti PT Jatinom perlu terus diperkuat, agar literasi tidak berhenti di tataran teks, melainkan menjadi kompetensi produktif yang melahirkan SDM unggul dan relevan dengan kebutuhan zaman. Bicara tentang kebutuhan penguasaan literasi di dunia vokasi, Direktur Utama PT Jatinom Indah Agri, Hidayatur Rahman, menegaskan peran dan fungsi literasi yang menjembatani dalam penyusunan kurikulum di sekolah yang relevan dengan industri. “Industri peternakan, misalnya, membutuhkan tenaga kerja siap pakai sekaligus pekerja dengan kemampuan literasi, analisis, dan komunikasi yang baik,” ujar dia. (Devi, Tim Badan Bahasa/Editor: Denty)
Penulis: Kontributor BKHM
Editor: Denty Anugrahmawaty