Diterbitkan pada: 24/07/2025
Depok, Kemendikdasmen – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti serukan ajakan terkait bagaimana peran Pemerintah membangun karakter siswa lewat gerakan merawat lingkungan. Hal tersebut dikatakan saat menjadi pembicara kunci di Konferensi Internasional bertajuk “Religious Environmentalism in Actions: Knowledge, Movements and Policies” pada hari Kamis, 17 Juli 2025 di Kota Depok. “Mulai Tahun Ajaran Pendidikan 2025/2026, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menggulirkan program Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) Ramah selama 5 (lima) hari. Salah satu materi yang disampaikan ke murid yaitu bagaimana mengenal dan merawat lingkungan sekolah tempat siswa menuntut ilmu,” ungkap Menteri Mu’ti. Menteri Mu’ti menambahkan lewat program MPLS Ramah tersebut tidak hanya mengembangkan sekolah yang ramah lingkungan, tetapi juga membumikan gerakan yang berkelanjutan untuk membentuk karakter, perilaku maupun kesadaran kritis murid lewat pembiasaan merawat lingkungan di mana murid tersebut berada. “Tak kalah penting, Kemendikdasmen juga telah lakukan penandatanganan nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) pada bulan Januari 2025 yang lalu, terkait menambah jumlah dan kualitas sekolah Adiwiyata”, urai Mu’ti. Sebagai informasi, konsep pendidikan yang peduli lingkungan ini lebih dikenal sebagai Green School. Di Indonesia, konsep Green School ini lebih dikenal dengan sebutan sekolah Adiwiyata. “Pendidikan dasar adalah fondasi penting untuk membentuk generasi yang mencintai alam dan peduli terhadap pelestarian lingkungan. Selain itu, Kemendikdasmen terus mendorong konsep 4R dalam hal pengelolaan sampah di sekolah yaitu reduce (mengurangi), reuse (memakai kembali), recycle (daur ulang), dan replace (mengganti),” pungkas Menteri Mu’ti. Turut hadir di dalam Konferensi Internasional yaitu Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia, Menteri Agama Republik Indonesia, Deputy Head of Mission of The Royal Netherlands Embassy, dan Rektor Universitas Internasional Islam Indonesia yang menjadi tuan rumah pelaksanaan konferensi tersebut. (Andrew Fangidae/Editor: Rayhan, Denty A., Seno Hartono)
Penulis: Rayhan Parady
Editor: Denty Anugrahmawaty